Postingan

Kritik Esai Lima Cerpen Karya M. Shoim Anwar

Kritik dan Esai cerpen “Sorot Mata Syaila”, “Sepatu Jinjit Aryanti”, “Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue”, ‘Tahi Lalat”, dan “Jangan ke Istana, Anakku” Karya M Shoim Anwar Cerpen yang berjudul “Sorot Mata Syaila”, “Sepatu Jinjit Aryanti”, “Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue”, ‘Tahi Lalat”, dan “jangan ke Istana, Anakku” merupakan sebuah karya dari M Shoim Anwar. Beliau adalah sastrawan dan dosen di Surabaya, doktor bidang pendidikan bahasa dan sastra. Cerpen karya M. Shoim Anwar banyak dimuat di Jawa Pos. Pada cerpen “Sorot Mata Syaila” menceritakan seseorang laki-laki yang berada di Bandara Internasional Abu Dhabi bertemu dengan perempuan berhijab bernama Syaila. Syaila yang misterius berjalan sambil menoleh pada lelaki yang membuat lelaki itu mengikuti langkah Syaila. Lelaki itu mengikuti terus langkah Syaila dan bayangan Syaila pun mulai menghilang karena langkahnya yang cepat. Kemudian lelaki itu mendapti keluarganya 2 istri dan anak-anaknya sudah tak bernyawa, hal

Kritik dan Esai Cover Video Klip "Mama Papa Larang" Karya Judika

Kritik dan Esai Cover Video Klip "Mama Papa Larang" Karya Judika Lagu yang berjudul ”Mama Papa Larang” merupakan karya dari penyanyi terkenal bernama Judika. Lagu mapala sendiri menceritakan seorang pemuda yang memiliki kekasih dan sulit mendapatkan restu dari orang tua kekasihnya.  Lagu mapala juga menggambarkan bagaimana kegigihan seorang laki-laki yang ingin berusaha mendapatkan restu dari orang tua, walaupun sulit mendapatkan restu dari orang tua sang kekasih pemuda tersebut masih berusaha. Pada video klip tersebut di-cover oleh Alfian, Masnah, dan Lintang. Cover video klip tersebut sangat menggambarkan isi keseluruhan lagu, dari setiap adegan, ekspresi yang terlihat, serta tokoh yang memerankan sudah menghayati pada video tersebut.  Pada cover lagu tersebut memiliki pesan untuk seorang laki-laki yang benar-benar menyukai seorang perempuan maka ia harus berusaha dengan baik dan cara yang benar sehingga mampu mendapatkan restu dari kedua orang tua sang perempuan. Cover vid

Kritik dan Esai Puisi "Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia" Karya Taufik Ismail

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Puisi: Taufik Ismail I Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia  Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia  Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini  II Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Gi

Kritik dan Esai Cerpen "Setan Banteng" Karya Seno Gumira Ajidarma

Kritik dan Esai Cerpen "Setan Banteng" Karya  Seno Gumira Ajidarma Cerpen yang berjudul "Setan Banteng" merupakan karya  Seno Gumira Ajidarma. Beliau lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958. Beliau sebagai penulis generasi baru dalam sastra Indonesia yang juga menghasilkan cerpen dan kumpulan esai. Cerpen "Setan Banteng" menceritakan masa kanak-kanak dalam bermain. Anak-anak yang sering bermain banteng dengan lincah dan juga riang membuat teman di sekitarnya juga ikut terhibur. Anak-anak sangat senang dan berani bermain permainan setan banteng namun jika seorang guru melihat yang mereka lakukan adalah kegaduhan tetapi anak-anak sangat menikmati permainan tersebut. Anak-anak memiliki masa kanak-kanak yang menyenangkan dengan bermain secara langsung bukan sering bermain gadget. Jika dibandingkan dengan saat ini anak-anak yang masih SD sering bermain gadget, menghabiskan waktu bermain game dan juga menonton youtube. Hal tersebut tidak apa-a

Kritik dan Esai Puisi "Sajak Palsu" Karya Agus R. Sarjono

  Puisi Agus R. Sarjono                Sajak Palsu Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di  akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan

Kritik Esai Puisi "Peringatan", "Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu" Karya Wiji Tukhul

Puisi Wiji Thukul  Peringatan Jika rakyat pergi Ketika penguasa pidato Kita harus hati-hati Barangkali mereka putus asa Kalau rakyat bersembunyi Dan berbisik-bisik Ketika membicarakan masalahnya sendiri Penguasa harus waspada dan belajar mendengar Bila rakyat berani mengeluh Itu artinya sudah gasat Dan bila omongan penguasa Tidak boleh dibantah Kebenaran pasti terancam Apabila usul ditolak tanpa ditimbang Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan Dituduh subversif dan mengganggu keamanan Maka hanya ada satu kata: lawan! Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu Apa guna punya ilmu Kalau hanya untuk mengibuli Apa gunanya banyak baca buku Kalau mulut kau bungkam melulu Di mana-mana moncong senjata Berdiri gagah Kongkalikong Dengan kaum cukong Di desa-desa Rakyat dipaksa Menjual tanah Tapi, tapi, tapi, tapi Dengan harga murah Apa guna banyak baca buku Kalau mulut kau bungkam melulu Kritik Esai Puisi "Peringatan", "Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu&

Kritik Esai Puisi “Idul Fitri” Karya Sutardji Calzoum Bachri

  Idul Fitri Puisi  Sutardji Calzoum Bachri Lihat Pedang tobat ini menebas-nebas hati dari masa lampau yang lalai dan sia Telah kulaksanakan puasa ramadhanku, telah kutegakkan shalat malam telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang Telah kuhamparkan sajadah Yang tak hanya nuju Ka’bah tapi ikhlas mencapai hati dan darah Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya Maka aku girang-girangkan hatiku Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang Namun si bandel Tardji ini sekali merindu Takkan pernah melupa Takkan kulupa janji-Nya Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta Maka walau tak jumpa denganNya Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini Semakin mendekatkan aku padaNya Dan semakin dekat semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini ngebut di jalan luru